BAHAYA FACEBOOK
Sekarang ini siapa yang gak kenal facebook dari anak SD sampai yang
berusia 40 han, memng luar biasa facebook ini, pernahkah teman-teman berfikir
facebook selain bermanfaat bagi sebagian kalangan juga pasti ada bahaynya.
Pertama>” Postinganmu Menunjukkan Jati Dirimu”
Apa yang kamu posting secara langsung menunjukkan siapa dirimu. Jika
kamu memposting tentang kebiasaan-kebiasaan buruk seperti
minum-minuman keras, maka reputasimu akan tercoreng dan ini sangat merugikan.
Survey tahun 2009 yang dilakukan Microsoft menunjukkan bahwa 79% pencari
karyawan di Amerika Serikat melihat informasi online tentang si pelamar kerja.
Dari 70% yang disurvey mengatakan bahwa mereka menolak lamaran berdasarkan
temuan mereka di internet.
Kedua>” Profilemu Bisa Dilihat Semua Orang”
informasi pribadi anda akan lebih mudah di lihat orang, sebaiknya Informasi
pribadi seperti alamat rumah dan nomer telepon sebaiknya dibuat private.
Jangan sampai pihak pihak-pihak tertentu dapat memanfaatkannya untuk kepentingan
yang tidak baik, semua orang akan bisa melihat profilemu. Usahakan untuk
mengecek privacy setting setiap bulan guna memastikan privasimu aman.
Ketiga>” Fotomu Mengindentifikasi Dirimu”
Jagan mengapload foto anda yang tidak sebaiknya di lihat orang saring sebaik
mungkin apa yang akan anda masukan facebook
Keempat>” Mengumbar Lokasi Bisa Mengundang Risiko”
Jangan mengumbar keberadaanmu di Facebook karena ini sangat berisiko. Pencurian
rumah atau pengintaian (cyberstalking) bisa terjadi saat kamu
memberitahukan lokasi di mana kamu berada.
Namun penggunaan Facebook yang intens memiliki konsekuensi, terutama bagi remaja. Larry Rosen, psikolog di Cal State Dominguez Hills, yang telah mempelajari dampak teknologi terhadap manusia selama lebih dari 25 tahun mengungkapkan situs jejaring sosial seperti ini berdampak buruk untuk anak dan remaja.
Ia mengungkapkan temuannya dalam pertemuan tahunan American Psychological Association. Menurutnya, remaja yang sering menggunakan teknologi seperti video game atau internet, cenderung lebih mengeluhkan nyeri perut, gangguan tidur, kecemasan dan depresi. Mereka juga dilaporkan sering bolos sekolah.
Selain itu remaja dan orang dewasa muda yang sering login ke Facebook lebih narsis. "Situs jejaring sosial membuat seseorang lebih narsis karena bisa mengiklankan dirinya sendiri 24 jam 7 hari seminggu menurut keinginan pribadi," kata Rosen.
Di antara pengguna dari segala usia, Rosen menilai makin banyak orang menggunakan Facebook, makin besar kemungkinan mereka memiliki gangguan kepribadian antisosial, paranoia, kecemasan dan penggunaan alkohol.
Ketika Rosen dan timmnya mengamati siswa SMP, SMA dan mahasiswa yang sedang belajar untuk ujian selama 15 menit, mereka menemukan bahwa kebanyakan siswa hanya bisa fokus selama dua sampai tiga menit sebelum mengalihkan perhatian mereka untuk hal-hal yang kurang ilmiah, seperti teks pesan atau fitur media sosial di ponsel. Tidak mengherankan siswa yang sebentar-sebentar memeriksa akun Facebook sambil belajar mendapatkan hasil yang buruk saat ujian.
Orang tua juga harus menangani bentuk lain dari jejaring sosial, seperti mengirim dan menerima pesan teks (SMS). Remaja rata-rata mengirimkan lebih dari 2.000 teks per bulan. Ini adalah jumlah besar yang bukan cuma memicu masalah tidur dan konsentrasi, tetapi juga stres fisik.
Rosen menunjukkan contoh seorang remaja di Chicago yang menderita sindrom carpal tunnel dan memerlukan obat pereda nyeri dan perban pada pergelangan tangan setelah mengirim lebih dari 100 teks perhari.
"Anak-anak dibesarkan pada konsep koneksi. Bagi mereka bukan kualitas yang penting, tetapi hubungan itu sendiri. Telepon atau bertemu tatap muka hanya memungkinkan jumlah minimum koneksi, sementara alat-alat lain memungkinkan mereka untuk terhubung ke dunia," kata Rosen.
Meski Facebook juga memiliki banyak sisi positif, tetapi Rosen menyarankan agar orangtua perlu memberi pemahaman pada anak mereka mengenai cara berperilaku secara online. Hal ini bisa mendorong anak untuk menyadari apa yang boleh dan dilarang ketika menggunakan internet.
Ia menambahkan, media sosial jika digunakan secara tepat bisa membantu anak berperilaku empati dan berinteraksi dengan teman-temannya tanpa harus mengkhawatirkan reaksi orang secara langsung. "Untuk anak-anak pemalu ini akan menjadi nilai tambah dan membantu mereka keluar dari cangkangnya," katanya.
Tetapi ada satu hal penting yang kerap dilupakan orangtua, yakni Facebook sebenarnya ditujukan untuk orang dewasa, bukan anak-anak. "Berbeda dengan bullying di sekolah, bullying yang terjadi di internet bisa terjadi setiap saat," katanya.
0 comments:
Post a Comment